Beranda | Artikel
Memetik Faidah Mukadimah Ushul Tsalatsah
Kamis, 15 Maret 2018

Bismillah.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata :

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Faidah Seputar Basmalah :

Pertama; huruf ba’ dalam kalimat ‘bismillah’ bermakna lil isti’anah (untuk memohon pertolongan)

Kedua; penetapan bahwa Allah memiliki nama dan sifat

Ketiga; Allah memiliki sifat rahmat/kasih sayang

Keempat; memulai dengan menyebut nama Allah adalah untuk tabarruk

Kelima; dianjurkan memulai dengan basmalah di dalam surat atau tulisan/kitab

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata :

اعلم رحمك الله –

Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu-

Penulis mengawali risalahnya dengan kalimat ‘ketahuilah’ untuk menarik perhatian pembaca, dan metode semacam ini dapat kita jumpai di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Ungkapan ini menunjukkan pentingnya perkara yang hendak disampaikan kepada pembaca.

Penulis juga mendoakan pembaca agar diberi rahmat oleh Allah. Hal ini menunjukkan sifat kasih sayang dan kelembutan penulis kepada para pembaca. Beliau memadukan antara penyampaian ilmu dengan mendoakan kebaikan bagi orang yang diberi pelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa ilmu dan dakwah itu dibangun di atas sifat kasih sayang.

Doa -semoga Allah merahmatimu- mengandung makna; semoga Allah mengampuni dosa-dosamu yang telah berlalu dan memberikan taufik kepadamu di masa depan agar tidak terjerumus di dalam dosa-dosa itu. Apabila Allah merahmati seorang hamba maka Allah akan berikan kepadanya cahaya ilmu dan keimanan. Inilah rahmat yang langgeng di dunia dan di akhirat.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata :

أنه يجب علينا تعلُّمُ أربع مسائل

Bahwa wajib atas kita untuk mempelajari empat perkara…

Hal ini menunjukkan bahwa apa yang akan beliau sampaikan termasuk perkara yang hukumnya wajib. Suatu hal yang wajib apabila ditinggalkan maka pelakunya berdosa. Perkara yang wajib lebih dicintai oleh Allah daripada perkara yang sunnah. Oleh sebab itu harus mendahulukan yang wajib sebelum yang sunnah. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang muslim harus memperhatikan hal-hal yang wajib bagi dirinya, tidak boleh dia melalaikan atau meremehkannya.

Kewajiban yang disebutkan oleh penulis di sini adalah kewajiban untuk menuntut ilmu. Karena dengan menuntut ilmu agama akan membuat seorang hamba memahami cara yang benar dalam beribadah kepada Allah. Padahal ibadah merupakan tujuan penciptaan dirinya.

Penulis menyebutkan hal-hal yang akan dijelaskan secara global baru kemudian dirinci. Hal ini juga termasuk salah satu metode yang bermanfaat dan diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Manfaat menyebutkan perkara secara global lalu dirinci sesudahnya adalah memunculkan ketertarikan dan keinginan pada diri pembaca untuk mengetahui penjelasannya. Selain itu dengan metode semacam ini lebih memusatkan perhatian pembaca atau pendengar.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata :

الأولى: العلم

Pertama; Ilmu…

Hal ini menunjukkan bahwa ilmu itu hanya bisa didapatkan dengan belajar. Dan ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu agama. Ilmu yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Ilmu merupakan jalan menuju surga. Tanpa ilmu manusia akan terjebak dalam kesesatan. Orang yang beramal tanpa ilmu maka akan lebih banyak merusak daripada memperbaiki. Yang dimaksud ilmu di sini bukan semata-mata wawasan dan pengetahuan, tetapi ilmu yang tertanam di dalam hati dan membuahkan rasa takut kepada Allah. Oleh sebab itu setiap pelaku maksiat adalah orang yang bodoh.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata :

وهو معرفة الله

Yaitu mengenal Allah

Mengenal Allah merupakan kenikmatan tertinggi yang dirasakan oleh setiap kaum beriman di dunia. Orang yang mengenal Allah pasti cinta kepada-Nya, dan orang yang cinta kepada Allah pasti akan tunduk kepada perintah dan larangan-Nya. Ilmu tentang Allah merupakan ilmu yang paling mulia dan menjadi kunci kebahagiaan hamba. Hakikat mengenal Allah adalah memurnikan segala bentuk ibadah kepada-Nya dan mengimani nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Adapun meyakini Allah sebagai satu-satunya pencipta dan pemelihara alam semesta belum cukup.

Yang dimaksud mengenal Allah bukan semata-mata ucapan lisan atau keyakinan hati, tetapi keyakinan yang disertai dengan ucapan dan perbuatan. Dengan kata lain mengenal Allah adalah beriman kepada-Nya dan mentauhidkan-Nya. Menolak peribadatan kepada selain Allah dan menujukan ibadah kepada Allah semata. Inilah makna dari kalimat laa ilaha illallah. Inilah asas dakwah para rasul dan muatan pokok seluruh kitab suci yang diturunkan Allah. Mengenal Allah adalah kewajiban paling wajib dan amal yang paling utama. Inilah pondasi agama dan syarat diterimanya semua amalan. Orang yang mengenal Allah akan bisa menjawab pertanyaan kubur.

Orang yang mengenal Allah maka dia akan berada diantara tiga keadaan; mensyukuri nikmat Allah, bersabar dalam menghadapi musibah, dan bertaubat dari dosa-dosa. Ketiga hal ini merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba. Orang yang mengenal Allah akan beribadah kepada Allah di atas tiga pilar; cinta, takut, dan harapan. Orang yang mengenal Allah akan selalu berdoa kepada Allah serta memohon petunjuk dan bimbingan-Nya. Orang yang mengenal Allah akan memurnikan amalnya untuk Allah dan menggantungkan hatinya kepada Allah semata.

Demikian sedikit catatan, semoga bermanfaat.

Bersambung insya Allah…

# Penyusun : www.al-mubarok.com


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/memetik-faidah-mukadimah-ushul-tsalatsah/